Reporter : Andi Roswandi | Editor : Dewangga
NUNUKAN – Anjloknya harga menjadi tuntunan dari sejumlah pembudidayah rumput laut di Nunukan, mereka juga menuntut kepada Aparat Penegak Hukum (APH) untuk melakukan pencegahan terhadap banyaknya pencurian dan pemotongan tali jangkar pondasi budidaya di laut.
Koordinator aksi, Sultan mengatakan saat ini bahwa hampir semua pembudidaya mengeluhkan hal yang sama, para petani harus mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
Sultan meminta, agar pihak APH dapat turun ke lapangan untuk melakukan penindakan dan mencari solusi terkait persoalan ini. Jika dari pihak APH tidak dilakukan, maka tidak menutup kemungkinan para petani yang mengalami kerugian akan melakukan hakim sendiri.
“Aparat harus tindak pemukat-pemukat jangkar ini, karena ini sangat merusak sekali. Banyak sekali dikeluhkan keamanan, hampir setiap hari ada pencurian rumput laut, banyak sekali pemotongan tali rumput laut bahkan itu dalam sebulan bisa dua kali terjadi, petani sangat rugi besar, kami minta dicarikan solusinya,” ujar Sultan.
Sultan mengaku, kerugian yang dirasakan seluruh petani rumput laut jika dikalkulasikan, bisa mencapai Rp 1 miliar. Belum lagi kerugian dalam kejahatan pemotongan tali di laut, kerugiannya hampir mencapai Rp100.000.000, sebab ongkos pondasi saja harganya bisa mencapai Rp30.000.000 dengan 800 tali, kerugian seseorang individu petani bisa capai Rp100.000.000.
“Jadi tolong mohon diperhatikan aspek keamanan, kalau seperti itu terus ekonomi akan hancur, ekonomi akan anjlok, maka turunlah lakukan pengamanan, pendekatan, kenali siapa yang mencurigakan tangkap dia, jangan sampai kami yang nanti main hakim sendiri,” keluh Sultan.
Dalam kesempatan itu, Kepala Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Nunukan, IPTU Rizal Mochammad menanggapi persoalan keamanan. Menurutnya baik di darat dan bahkan laut, potensi kerawanan keamanan sama saja. Selama ini pihaknya telah melakukan pengamanan terhadap rumput laut yang ada di sepanjang wilayah hukum KSKP Tunon Taka Nunukan.
“Pengamanan yang kami lakukan hanya sebatas wilayah hukum kami saja, seperti di sepanjang jalan Lingkar sampai ke Porsas. Jadi kami hanya bisa melakukan pengamanan seperti patroli hanya sampai disitu,” ujar Rizal.
Rizal mengatakan, untuk melakukan pengamanan terhadap pencuriam rumput laut, pihaknya juga terkendala lantaran tidak memiliki armada transportasi laut.
“Kami mengajak masyarakat termasuk petani rumput laut, supaya bisa ikut berpartisipasi menjaga keamanan utamanya di usahanya termasuk di lingkungan tempat tinggalnya,” pungkasnya.
Rizal menambahkan, penyebab lain juga bisa dikarenakan terseret oleh kapal yang berlalu lintas, saya melihat rumput laut yang dipasang di jalur pelayaran, tapi bisa juga karena manusia, apalagi kita di laut Selat Makassar, manusia yang melakukan aktivitas di laut tidak hanya dari Nunukan saja, bisa saja orang dari luar, yang memang niatnya memang mau melakukan kejahatan.