53 Kasus HIV/AIDS telah Ditangani Dinkes Bulungan dari 2023 hingga 2024

oleh
Kepala Dinkes Bulungan, H. Imam Sujono (FOTO : Asta Zoni/NARASIBORNEO)

Reporter: Asta Safiil | Editor: Dewangga

Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulungan melaporkan, terdapat 53 kasus HIV/AIDS yang telah ditangani sepanjang tahun 2023 hingga 2024. Data tersebut menunjukkan bahwa meski upaya penanganan terus dilakukan, kasus HIV/AIDS di Bumi Tenguyun masih cukup tinggi.

Dalam data tersebut, 12 orang dinyatakan meninggal akibat infeksi virus HIV. Kepala Dinkes Bulungan, H. Imam Sujono, mengatakan, angka kematian ini menjadi perhatian penting bagi pihaknya. “Kami terus berupaya menurunkan angka kematian melalui pendampingan dan pengobatan yang lebih optimal,” ujarnya.

Pada tahun 2023, tercatat ada 45 kasus HIV/AIDS yang berhasil ditangani oleh Dinkes Bulungan. Namun, sayangnya, 10 orang dari jumlah tersebut meninggal dunia. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pengobatan dilakukan, masih ada kesulitan dalam menangani infeksi HIV pada tahap lanjut.

Imam juga mengungkapkan, pada tahun 2024, kasus HIV/AIDS di Bulungan mengalami penambahan signifikan. Tercatat sebanyak 20 kasus baru ditemukan dalam periode tersebut, dengan dua orang di antaranya meninggal dunia. “Kami mencatat adanya peningkatan, dan kami terus bekerja keras untuk memutus rantai penularannya,” jelas Imam.

H. Imam Sujono menambahkan, hampir sebagian besar masyarakat yang terjangkit virus HIV di Bulungan berada pada usia produktif. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, mengingat dampaknya pada aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. “Kami harus bekerja lebih keras untuk mengedukasi dan memberikan pelayanan yang tepat guna,” katanya.

Imam juga mengungkapkan temuan mengejutkan dalam penanganan kasus HIV/AIDS. Beberapa anak-anak usia 10 tahun ditemukan terjangkit HIV, yang diduga tertular dari orang tua mereka. “Ini tentu sangat memprihatinkan. Kami terus berupaya agar penularan HIV dapat dicegah sejak dini,” ungkap Imam.

Kepala Dinkes Bulungan tersebut juga menyoroti masih banyaknya kasus HIV/AIDS yang belum terdeteksi. “Banyak masyarakat yang tidak melakukan pengobatan sesuai standar atau tidak patuh terhadap pengobatan yang telah diresepkan,” tambahnya. Hal ini, menurut Imam, menjadi salah satu faktor yang memperburuk kondisi kesehatan penderita HIV.

Baca Juga:  Pemprov Kaltara Kembali Raih Prestasi di Ajang Naker Award

Dinkes Bulungan, menurut Imam, terus melakukan pendampingan kepada masyarakat yang terdeteksi mengidap virus HIV. Pendampingan ini diharapkan dapat membantu pasien dalam menjalani pengobatan dan memperpanjang usia harapan hidup mereka. “Kami berharap masyarakat lebih sadar dan mau berobat dengan benar,” tutup Imam.