Reporter : Asta Z | Editor : Dewangga
TANJUNG SELOR – Bank Indonesia Kalimantan Utara menyelenggarakan kegiatan edukasi untuk mengenalkan ciri uang rupiah asli kepada masyarakat luas. Kegiatan dilakukan di Pasar Induk Tanjung Selor dengan melibatkan pedagang dan pengunjung sebagai peserta utama.
Edukasi ini bertujuan mencegah penyebaran uang palsu yang berisiko merugikan masyarakat serta mengganggu sistem pembayaran dalam skala nasional. BI terus mendorong peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ciri keaslian rupiah sebagai bentuk literasi keuangan.
Masyarakat diberikan pemahaman melalui metode 3D, yaitu Dilihat, Diraba, dan Diterawang yang mudah diterapkan oleh semua kalangan. Metode ini membantu masyarakat mengenali fitur keamanan uang secara mandiri dalam kegiatan transaksi sehari-hari.
“Kami ingin masyarakat memiliki kemampuan dasar untuk mengenali uang asli dan segera melaporkan bila mencurigai keasliannya,” ujar Hasiando. Ia menyampaikan bahwa edukasi ini merupakan bagian dari mandat BI dalam menjaga kepercayaan terhadap mata uang nasional.
“Bank Indonesia wajib memberikan informasi dan edukasi mengenai keaslian uang rupiah, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Mata Uang,” tambahnya. Menurutnya, kegiatan seperti ini akan terus digelar secara rutin di berbagai titik aktivitas ekonomi.
Petugas BI menunjukkan uang pecahan asli seperti Rp100.000 dan Rp50.000 dengan fitur benang pengaman tampak dianyam dalam kertas uang. Untuk pecahan kecil seperti Rp10.000 ke bawah, benang pengaman baru terlihat jika disinari dengan ultraviolet.
Fitur keamanan lainnya yang diperkenalkan adalah color shifting atau perubahan warna gambar bila dilihat dari sudut pandang berbeda. Masyarakat juga dikenalkan tinta magnetik dan latent image yang hanya muncul dari sudut penglihatan tertentu.
Melalui metode diraba, masyarakat diajarkan mengenali tekstur kasar dari teknik cetak intaglio yang digunakan pada uang asli rupiah. Selain itu, disosialisasikan juga blind code yang membantu penyandang tunanetra membedakan nominal uang.
Dalam metode diterawang, masyarakat melihat langsung watermark berupa gambar pahlawan nasional serta electrotype berbentuk angka nominal uang tersebut. Petugas juga menjelaskan fitur recto verso yang menampilkan logo BI saat uang diterawang ke cahaya.
“Kami berharap sosialisasi ini mampu menekan peredaran uang palsu di pasar yang menjadi pusat transaksi harian masyarakat,” ujar Hasiando. Ia menegaskan komitmen BI Kaltara untuk terus menyasar tempat umum guna memperluas pemahaman masyarakat.