NUNUKAN – Duka yang menyelimuti keluarga almarhumah Karolina Perada Dore menjadi saksi bagaimana nilai kemanusiaan masih dijunjung tinggi di wilayah perbatasan. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) PELNI Cabang Nunukan bersama Jasa Raharja Putera dan Palang Merah Indonesia (PMI) bergerak cepat memberikan pendampingan dan santunan kepada keluarga korban yang meninggal di atas kapal KM Lambelu pada 20 September 2025 lalu.
Kepala Cabang PT PELNI Nunukan, Sudjito, menyampaikan rasa duka mendalam kepada keluarga korban dan memastikan seluruh proses penanganan dilakukan dengan cepat serta sesuai prosedur.
“Kami datang langsung ke rumah duka untuk menyampaikan santunan dan memastikan proses administrasi korban berjalan lancar. Semua dilakukan atas dasar empati dan tanggung jawab kemanusiaan,” ujarnya, Senin (6/10/2025).
Berkat sinergitas lintas instansi, keluarga korban menerima santunan senilai Rp 72.500.000 yang berasal dari PELNI dan Jasa Raharja Putera Insurance. Koordinasi intens dilakukan sejak peristiwa terjadi hingga proses pemulangan jenazah ke daerah asal menggunakan KM Bukit Siguntang pada 23 September lalu.
Sudjito menjelaskan, saat kejadian, kapal KM Lambelu belum berangkat dari Pelabuhan Tunon Taka. Hal itu memudahkan proses evakuasi dan penanganan medis awal bagi korban.
“Alhamdulillah, karena kapal belum berangkat, proses evakuasi bisa cepat dilakukan dan semua pihak langsung sigap membantu,” imbuhnya
Sementara itu, Ketua PMI Cabang Kabupaten Nunukan, Saddam Hussein, mengapresiasi langkah cepat dan kepedulian sosial yang ditunjukkan PELNI bersama Jasa Raharja. Menurutnya, sinergi antar lembaga ini menjadi contoh konkret penanganan kemanusiaan di wilayah perbatasan.
“Kami turut berduka cita kepada keluarga korban. Kejadian ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara PELNI, Jasa Raharja, dan PMI berjalan sangat baik. Di Nunukan, solidaritas semacam ini sangat berarti,” ujarnya.
Saddam menambahkan, layanan pengiriman jenazah yang kini difasilitasi PELNI menjadi langkah penting dalam membantu masyarakat di daerah transit seperti Nunukan.
“Nunukan ini titik perlintasan banyak orang. Di sini, setiap peristiwa kemanusiaan menuntut kecepatan dan empati. Kolaborasi seperti ini membuktikan bahwa nilai kemanusiaan masih terjaga,” pungkasnya
Keluarga almarhumah turut menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dan kepedulian berbagai pihak. Bantuan logistik, kemudahan administrasi, serta santunan yang diterima menjadi penghibur di tengah kehilangan.
Peristiwa di atas KM Lambelu mungkin meninggalkan duka, namun di baliknya ada pelajaran berharga: bahwa di ujung utara negeri, nilai kemanusiaan tetap hidup melalui kerja sama dan solidaritas lintas lembaga.