NUNUKAN – Sejumlah daerah di Pulau Kalimantan hingga saat ini tentu terus memusatkan perhatiannya terhadap efek kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim). Bahkan pada Pilpres 2024 mendatang, isu ini terus menjadi pembahasan stategis dalam setiap diskusi maupun pembicaraan di level daerah maupun nasional.
Upaya pemerintah memindahkan Ibu Kota Negara keluar dari Pulau Jawa ini dipercaya akan mendorong perdagangan antar wilayah di Indonesia, diantaranya perdagangan di dalam provinsi ibu kota baru.
Ketua DPW Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Kalimantan Utara (Kaltara) Aditya Wardana menyebutkan, lebih dari 50 persen wilayah di Indonesia pasti akan merasakan peningkatan arus perdagangan jika Ibu Kota Negara dipindah ke provinsi yang memiliki konektivitas dengan provinsi lain yang baik.
“Pemindahan Ibu Kota Negara ini juga tentu akan mendorong investasi di Kaltim dan sekitarnya. Selain itu, pemindahan ibu kota akan menciptakan dorongan investasi yang lebih luas pada wilayah lain serta meningkatkan output beberapa sektor non-tradisional terutama sektor jasa,” ujar Aditya Wardana kepada narasiborneo.com, Senin (11/12/2023).
Dijelaskan Aditya, selain proyek perpindahan Ibu Kota Negara ke Kaltim yang tentu menjadi spotlite adalah kawasan industri hijau terbesar di dunia yang berlokasi di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Di mana lokasi ini kerap disebut sebagai Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) atau juga dengan sebutan PT Kalimantan Industrial Park Indonesia ( KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi.
“Lahan KIPI sendiri itu memiliki luas sebesar 13 ribu hektare yang nantinya dipersiapkan untuk pembangunan industri EV baterai yang pertama di Indonesia. Kedua, kawasan ini juga dipersiapkan untuk pembangunan petrokimia (petrochemical), kemudian yang ketiga untuk pembangunan industri alumunium. Di mana semuanya itu kita harapkan nanti didukung oleh energi hijau, oleh renewable energy, oleh hydropower dari Sungai Mentarang, Sungai Kayan di Kalimantan Utara,” ujarnya.
Ditegaskan Aditya, masa depan Indonesia tentu saat ini berada di Pulau Kalimantan jika hal itu terealisasi dengan baik. Pihaknya memprediksi semua investor pasti akan berbondong-bondong ke Kaltara, karena industri apapun yang berkaitan dengan green product pasti akan menengok ke kawasan ini.
“Peluang ekonomi yang tercipta dari proyek-proyek tersebut, tentu harus mampu kita baca dan manfaatkan khususnya masyarakat Kaltara. Utamanya pelaku usaha seperti koperasi dan UMKM,” harapnya.
Aditya mengatakan, dengan semangat yang di bawa oleh pengusaha muda nasional yang di pimpin langsung oleh Anggawira, dirinya memastikan akan terus bekerja bersama-sama untuk dapat mencetak dua juta pengusaha baru dan 10 juta lapangan kerja bersama Prabowo-Gibran. Oleh karena itu, semangat itu coba ia raih dengan mendorong sektor rumput laut di kalata menjadi perhatian Nasional.
“Pesatnya pertumbuhan usaha budidaya rumput laut di Nunukan tentu memberikan dampak berganda bagi masyarakat. Bukan hanya bagi pemilik usaha itu sendiri melainkan seluruh orang yang terlibat dapat merasakan peningkatan ekonomi,” bebernya.
Budi daya rumput laut Nunukan, lanjut Aditya, menjadi sektor ekonomi utama yang menghasilkan kesejahteraan masyarakat. Sektor rumput laut membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Tidak sedikit pendatang dari luar daerah datang untuk bekerja rumput laut dan membuat ekonomi lebih cepat berputar.
“Ada sekitar 1.000 pekerja baru yang terjun ke rumput laut dari luar daerah belum lagi masyarakat tempatan ada ribuan masyarakat yang terdampak oleh aktivitas budidaya rumput laut di kaltara,” ucapnya.
Usaha budidaya rumput laut yang terus berkembang memberikan angin segar pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lapangan pekerjaan terbuka, pendapatan bertambah dan taraf kehidupan bisa semakin baik. Dukungan pemerintah pun dibutuhkan untuk memastikan aktivitas ekonomi masyarakat berjalan dengan baik.
Menurut Adit, sudah saatnya pengusaha muda Kaltara harus bersatu dan mendorong pertumbuhan sentra ekonomi di seluruh sektor khusunya rumput laut Kaltara, guna mendukung percepatan perekonomian. Salah satu jalan untuk menopang cita-cita para pengusaha muda adalah menentukan pilihan yang tepat untuk kepemimpinan bangsa ini.
Ia juga memastikan bahwa Prabowo – Gibran adalah sosok pemimpin yang memenuhi kriteria tersebut, serta diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam kebijakan-kebijakan yang mendukung dunia usaha khususnya rumput laut di kaltara.
Sementara itu, Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) Indonesia Maju Anggawira mengaku, pihaknya berkomitmen mencetak dua juta pengusaha baru bersama pasangan Prabowo-Gibran.
“Kami terus bekerja bersama-sama untuk memenangkan Prabowo-Gibran. Mencetak dua juta pengusaha baru, dan 10 juta lapangan kerja bersama Prabowo-Gibran,” jelasnya.
Anggawira berpendapat pembangunan Indonesia tidak akan berjalan lancar jika jumlah pengusaha di Indonesia masih sedikit.
“Program kami fokus untuk bagaimana meningkatkan jumlah pengusaha. Oleh sebab itu, pengusaha yang ada harus fokus memenangkan pasangan capres dan cawapres Prabowo-Gibran untuk mencapai itu,” pungkasnya. (dia)