MALINAU – Malam puncak Festival Budaya IRAU ke-11 dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Malinau menjadi momen bersejarah.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau resmi menerima empat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas keberhasilan menampilkan kekayaan budaya daerah yang luar biasa.
Penghargaan tersebut meliputi:
1. Pagelaran Budaya dengan Durasi Terlama,
2. Pagelaran Budaya dengan Atraksi Budaya dari Etnik Terbanyak,
3. Replika Kipas Terbesar Adat Bulungan, dan
4. Replika Kalong Bekang Terbesar Adat Dayak Tenggalan.
Bupati Malinau, Wempi W. Mawa, S.E., M.H. menerima langsung piagam rekor tersebut di atas panggung budaya Padan Liu’ Burung, Minggu (26/10/2025) malam.
Dalam suasana penuh kebanggaan, Wempi menyebut bahwa penghargaan ini bukan semata milik pemerintah daerah, melainkan hasil kerja keras seluruh masyarakat Malinau yang telah menjaga dan melestarikan nilai-nilai budayanya.
“Empat rekor MURI ini adalah kebanggaan kita bersama. Ini bukti bahwa Malinau mampu menunjukkan kekayaan budaya yang tidak hanya indah, tapi juga mempersatukan. Budaya adalah kita, dan kita adalah budaya itu sendiri,” ujar Bupati Wempi disambut tepuk tangan ribuan penonton.
Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada 11 lembaga adat dan 15 paguyuban yang telah berpartisipasi penuh dalam menampilkan seni dan tradisi sepanjang pelaksanaan IRAU. Ia menegaskan bahwa capaian ini adalah simbol kuatnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat adat, dan generasi muda.
“Anak-anak muda Malinau telah menunjukkan potensi besar. Melalui budaya, mereka memperkuat jati diri sekaligus memperkenalkan Malinau ke dunia luar,” tambahnya.
Selain menjadi kebanggaan kultural, pelaksanaan Festival IRAU ke-11 juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malinau, perputaran uang selama festival mencapai lebih dari Rp107 miliar, menjadi bukti bahwa kebudayaan dapat menjadi motor ekonomi daerah.
Acara puncak ditutup dengan penampilan legenda musik Indonesia Iwan Fals, yang menghibur ribuan warga dengan lagu-lagu penuh makna, menandai berakhirnya rangkaian perayaan penuh sukacita dan persaudaraan.(*)
