Editor : Dewangga
TANJUNG SELOR – Insiden kekerasan yang terjadi di salah satu perusahaan di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Tanah Kuning terjadi pada Minggu malam, (30/11/2025), menyebabkan dua pemuda dari Desa Mangkupadi menjadi korban. Peristiwa penganiayaan ini diduga kuat bersumber dari permasalahan pribadi yang sudah berlangsung lama di antara karyawan dari perusahaan yang sama.
Korban-korban tersebut, diidentifikasi sebagai Er, berusia 19 tahun, dan Az, berusia 25 tahun, keduanya bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan besar yang berada dalam lingkup KIHI. Aksi pengeroyokan ini menjadi perhatian publik karena terjadi di lingkungan tempat tinggal pekerja, memicu kekhawatiran tentang keselamatan kerja karyawan di sana.
Er, korban utama dari insiden tersebut, berhasil dihubungi pada Senin malam (1/12), dan ia membenarkan bahwa dirinya bersama rekannya telah mengalami perlakuan tidak menyenangkan berupa penganiayaan. Ia kemudian menjelaskan kronologi kejadian yang bermula ketika ia berinisiatif menengahi perselisihan antara temannya dengan sekelompok pekerja lain yang hendak melakukan pengeroyokan.
Er menceritakan bahwa situasi mulai memanas ketika ia mencoba menghentikan sejumlah pekerja yang terlihat berencana untuk menyerang rekannya, memperjelas bahwa pelaku memang sudah lama menyimpan rasa tidak senang. “Teman saya itu mau dikeroyok, dan saya mencoba menghalangi. Lalu teman saya yang hendak dikeroyok mengatakan bahwa pelaku memang menyimpan dendam,” ujar Er.
Meskipun mengaku tidak memiliki riwayat perselisihan pribadi dengan para pelaku, Er menjelaskan bahwa setelah ia berusaha menengahi, ia justru didorong dan dipukul oleh lima orang yang diduga rekan kerjanya dari perusahaan yang sama. “Saya tidak ada masalah dengan mereka, tapi yang memukul saya ini sepertinya punya dendam pribadi, padahal kita satu perusahaan, dan saya tidak ada persoalan dengan mereka. Tiba-tiba langsung main pukul saja,” ungkapnya.
Akibat dari pengeroyokan yang dilakukan oleh rekan-rekannya, Er mengalami luka serius pada bagian belakang kepala, diperkirakan akibat hantaman benda tumpul yang keras, sementara Az turut menjadi korban saat mencoba memberikan pertolongan kepada Er. Ia juga menjelaskan bahwa sebelum insiden pengeroyokan terjadi, ia bersama korban lainnya sempat bertemu para pelaku di dalam mobil yang sama, di mana para pelaku menanyakan bagaimana masalah yang ada akan diselesaikan.
Namun, belum sempat terjadi diskusi lebih lanjut mengenai penyelesaian masalah tersebut, sekelompok pekerja yang diduga dendam langsung melancarkan serangan fisik dengan cepat dan brutal. “Belum sempat bicara baik-baik, mereka langsung mengeroyok kami. Tidak ada masalah sebenarnya, tapi seperti ada dendam antara pelaku dengan salah satu teman kami,” jelas Er lebih lanjut, menegaskan bahwa pengeroyokan terjadi tanpa peringatan.
Pasca kejadian, Er mengaku segera menjalani proses visum di Polsek Tanah Kuning sebagai bukti tindak pidana yang dialaminya, tetapi ia menyatakan penyesalannya karena tidak ada upaya mediasi ataupun penanganan cepat terhadap para pelaku oleh pihak berwajib. Korban bahkan menyebutkan bahwa sempat terjadi penjemputan dirinya dan Az pada dini hari tanpa menunjukkan surat penahanan yang resmi, menimbulkan pertanyaan mengenai prosedur hukum yang berlaku.
Sementara itu, pihak kepolisian setempat, melalui Kapolresta Bulungan Kombes Pol Rofikoh, membenarkan sepenuhnya adanya laporan mengenai peristiwa pengeroyokan tersebut. P.S. Kasubsi PIDM Sihumas, Aipda Hadi Purnomo mengatakan bahwa Polsek Tanjung Palas Timur sudah mulai mengumpulkan berbagai informasi penting dan mencari keterangan dari seluruh pihak yang terlibat.
Pihak kepolisian masih terus berkoordinasi dengan petugas keamanan perusahaan dan meminta keterangan resmi dari semua pihak yang terlibat dalam insiden kekerasan ini untuk mendapatkan gambaran yang jelas. Pihaknya menjanjikan perkembangan lebih lanjut mengenai penanganan kasus ini dalam waktu dekat.
Korban serta pihak keluarga saat ini meminta ketegasan dari pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus pengeroyokan ini dan segera menangkap semua pelaku yang bertanggung jawab atas penganiayaan tersebut. Mereka sangat berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali dan berharap pihak perusahaan dapat lebih menjamin keamanan bagi seluruh pekerja di lingkungan KIHI.








