Reporter : Ast | Editor : Dewangga
TANJUNG SELOR – Dua siswa SMAN 1 Tanjung Selor dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gejala muntah serta pusing usai menyantap MBG. Kondisi keduanya hingga Selasa (23/9) belum kembali bersekolah, sementara pihak sekolah masih menunggu hasil pemeriksaan medis.
Kepala SMAN 1 Tanjung Selor, Didik Sukanto, mengonfirmasi bahwa beberapa siswa mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi menu makanan bergizi gratis yang dibagikan di sekolah. “Kemarin sore, dua murid kami harus mendapat perawatan di rumah sakit karena keluhan pusing disertai muntah cukup serius,” ujarnya.
Ia juga menuturkan kronologi kejadian yang menimpa para muridnya. “Kejadian bermula sekitar pukul 12 siang ketika siswa mulai menikmati menu, kemudian setengah jam setelahnya muncul keluhan,” jelas Didik.
“Beberapa anak sempat ditangani di UKS, sementara dua orang dirujuk ke rumah sakit. Siswa lainnya pulang dengan izin sakit,” tambahnya. Didik mengaku pihak sekolah belum bisa memastikan apakah peristiwa tersebut akibat keracunan makanan atau penyebab lain yang berbeda.
Berdasarkan penjelasan Didik, terdapat laporan dari sejumlah siswa bahwa nasi goreng yang dikonsumsi memiliki tekstur keras dan agak berlendir. Namun ia menegaskan belum bisa menyimpulkan apakah hidangan tersebut benar-benar basi atau hanya pengaruh cara memasak nasi goreng.
Pihak sekolah juga sempat mendapati salah seorang siswa yang mengalami sesak napas, kemudian diketahui memiliki riwayat serupa sebelum kejadian. Kondisi itu menimbulkan dugaan adanya penyakit bawaan, namun pihak sekolah menekankan tidak dapat menyimpulkan jenis penyakit secara pasti.
Sejak awal program, pihak sekolah telah melakukan pendataan menyangkut siswa yang memiliki alergi terhadap bahan makanan tertentu untuk pencegahan. Data tersebut menjadi acuan pemberian menu, misalnya siswa alergi telur atau ikan tidak akan disajikan bahan tersebut.
Untuk sementara, kegiatan pembagian makanan bergizi gratis di SMAN 1 Tanjung Selor dihentikan hingga adanya hasil pemeriksaan laboratorium. Keputusan ini diambil sebagai langkah kehati-hatian demi memastikan keamanan makanan bagi seluruh siswa di sekolah.
Didik menambahkan, biaya perawatan bagi siswa yang dilarikan ke rumah sakit sepenuhnya ditanggung oleh pihak penyedia makanan bergizi gratis. Hal ini dilakukan agar tidak ada beban tambahan yang harus ditanggung orang tua murid terkait insiden tersebut.
Insiden ini menjadi perhatian serius berbagai pihak, terutama karena program MBG bertujuan meningkatkan gizi sekaligus konsentrasi belajar siswa. Pihak sekolah berharap hasil pemeriksaan segera keluar sehingga program dapat berjalan kembali dengan lebih aman dan berkualitas.