TANJUNG SELOR – Menjadi salah satu pintu masuk utama menuju Ibu Kota Negara (IKN), Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) terus melakukan pembenahan dalam berbagai aspek.
Gubernur Kaltara, DR. (HC.) H. Zainal A. Paliwang, M.Hum, mengatakan bahwa pemerintah daerah telah menetapkan sejumlah program strategis guna mempersiapkan Kaltara sebagai kawasan penunjang IKN. Salah satu fokus utamanya adalah peningkatan produktivitas pangan lokal.
“Kami sedang fokus pada pembenahan berbagai aspek untuk memastikan Kaltara dapat berfungsi optimal sebagai pintu masuk IKN,” ujar Zainal baru-baru ini.
Hal ini turut disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara, Ir. Heri Rudiyono, M.Si., melalui Sekretaris DPKP Kaltara, Diana Risawaty, SP., M.AP.
Dikatakan bahwa saat ini Pemprov Kaltara, melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara, tengah fokus berbenah, khususnya dalam peningkatan produksi tanaman pangan.
Sejak tahun 2021, informasi mengenai Ibu Kota Negara (IKN) baru membuat Pemprov Kaltara ditetapkan untuk membantu dalam penyediaan komoditas pangan, terutama beras, jagung, dan kedelai. Berbagai upaya dilakukan untuk mendukung hal ini, termasuk pengembangan luas tanam dan pengurangan alih fungsi lahan.
“Kami berbenah untuk meningkatkan produktivitas pangan di Kaltara. Ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” kata Sekretaris DPKP Kaltara, Diana Risawaty, SP., M.AP., Jumat (19/7).
Pada lahan pertanian di Kaltara, sering terjadi alih fungsi dari pertanian menjadi perkebunan. Contohnya, Desa Karang Agung dan Desa Panca Agung di Kecamatan Tanjung Palas Utara, yang sebelumnya sangat potensial untuk pengembangan tanaman pangan di Kabupaten Bulungan, kini telah mengalami penurunan luas tanam karena konversi menjadi kebun kelapa sawit dan lahan ternak kambing serta sapi.
Diana menjelaskan bahwa fenomena ini tidak bisa sepenuhnya dihindari karena petani mencari kehidupan yang lebih baik. Untuk mengatasi masalah ini, baik Kementerian Pertanian, APBD Provinsi Kaltara, maupun dinas pertanian kabupaten/kota, bersama-sama memberikan bantuan berupa bibit benih padi unggul, pupuk bersubsidi, dan alat pendukung pertanian lainnya.
“Kami memiliki target untuk meningkatkan luas tanam dengan harapan ada peningkatan produksi. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Peluang pasar untuk pangan masih ada,” jelas Diana.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah pusat telah memberikan bantuan berupa benih unggul dan DPKP Kaltara juga mengadakan Sekolah Lapang Padi setiap musim tanam. Melalui sekolah lapang ini, petani dilatih tentang cara budidaya padi, penanganan hama penyakit, dan pembuatan pupuk organik sendiri.
Diana juga menekankan pentingnya inisiatif ini karena tingginya harga pupuk yang menyulitkan petani. Bantuan ini diharapkan dapat menutupi kekurangan tersebut.
Pemprov Kaltara juga telah menerima bantuan dari Bank Indonesia untuk mengadakan demplot (demonstration plot) guna penanganan intensif budidaya pangan. Dengan insentif ini, diharapkan hasil produksi, khususnya padi sawah dan padi ladang, bisa meningkat dan mendukung ketahanan pangan nasional serta IKN.
“Potensi besar untuk tanaman pangan seperti padi dan jagung ada di Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Nunukan. Daerah-daerah ini memiliki potensi besar untuk pengembangan tanaman pangan,” tutup Diana. (Adv)