Penulis : Andi Muhammad Dzul Arfan | Editor : Dewangga
NUNUKAN – Penyelundupan terduga calon Pekererja Migran Indonesia (PMI) non prosedural kembali digagalkan oleh personel TNI AL Nunukan pada Jumat (21/02/2025) siang.
Penggagalan tersebut dilakukan oleh Tim Gabungan yang terdiri dari Tim Second Fleet Quick Response (SFQR) Lanal Nunukan, Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonarmed 11/GG Kostrad, Satgas Marinir Ambalat, Satgas Kopaska Kogabpam. Tim ini mengamankan setidaknya 23 orang terduga CPMI ilegal dengan total 11 orang dewasa dan 12 anak-anak.
Komandan Lanal Nunukan, Kolonel Laut (P) Handoyo menyampaikan bahwa mulanya personel Tim Gabungan mendapatkan informasi dari jaringan intelejen terkait adanya rombongan terduga CPMI ilegal yang akan menyebrang ke Tawau, Malaysia menggunakan speedboat dari pangkalan Somel Sei Pancang, Sebatik Utara.
“Setelahnya, Tim Gabungan melakukan pendalaman informasi dan berbagi tugas untuk melaksanakan upaya penggagalan. Tak berlangsung lama, Tim kemudian mengidentifikasi 2 unit mobil yang dicurigai membawa senjumlah orang,” ujar Handoyo kepada awak media pada Jumat (21/02/2025).
Saat dilakukan pemeriksaan pada 2 unit mobil tersebut, benar bahwa sejumlah penumpang yang ada merupakan rombongan terduga CPMI non prosedural. Totalnya 23 orang yang terdiri dari 11 orang dewasa dan 12 anak-anak. Mereka kemudian dibawa ke Posatmar Sei Pancang untuk dilakukan pemeriksaan awal.
Handoyo juga mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan, sejumlah terduga CPMI ilegal tersebut mengaku membayar sekitar 1000 ringgit Malaysia kepada seorang calo. Dari pemeriksaan itu juga, Tim telah mengantongi nama terduga calo yang mengurus para CPMI ilegal tersebut.
“Untuk informasi calo sudah kita kantongi, saat ini sedang kita dalami. Sedangkan untuk semua korbannya, akan kita serahkan ke BP3MI hari ini juga,” ungkap Handoyo.
Handoyo turut menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memberikan ruang sedikitpun kepada sindikat penyelundupan manusia yang memanfaatkan jalur laut untuk kepentingan ilegal.
“Berhasilnya pengungkapan penyelundupan ini merupakan bukti nyata serta komitmen TNI AL dan stakeholder terkait dalam menjaga kedaulatan negara serta melindungi warga Indonesia dari ancaman perdagangan manusia dan eksploitasi tenaga kerja,” pungkasnya.