Reporter : Ast | Editor : Dewangga
TANJUNG SELOR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan saat ini sedang berupaya keras memperkuat arah pembangunan ekonomi daerah yang berbasis kewilayahan. Fokus utama pembangunan ini diarahkan pada kawasan transmigrasi yang memiliki potensi besar sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Pemkab Bulungan menggunakan metode Zielorientierte Projektplanung (ZOPP) untuk merumuskan rencana teknis yang detail.
Langkah strategis tersebut dilakukan guna menyusun secara terperinci rencana teknis pengembangan ekonomi dan juga pemberdayaan masyarakat transmigrasi untuk tahun 2025. Proses penyusunan ini menjadi bagian penting dari komitmen Pemda Bulungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata di wilayah tersebut. Rencana ini juga bertujuan memperkuat kemandirian desa serta mengoptimalkan seluruh potensi ekonomi lokal.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bulungan, Risdianto, menjelaskan bahwa program transmigrasi memiliki peran yang sangat strategis dalam sejarah pembangunan daerah. “Program transmigrasi di Kabupaten Bulungan memiliki sejarah panjang dan strategis dalam mendukung pemerataan pembangunan wilayah,” kata Risdianto kepada media pada Jumat (17/10).
Beliau menegaskan bahwa kawasan transmigrasi harus dipandang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi pedesaan.
Sekda Risdianto juga menyampaikan pentingnya pendekatan partisipatif, kolaboratif, dan berkelanjutan dalam penyusunan rencana ini. “Melalui ZOPP ini, kita berharap muncul gagasan dan strategi yang realistis, berbasis data, dan mampu menjawab tantangan pembangunan wilayah transmigrasi di Bulungan,” jelasnya. Pendekatan ZOPP dinilai sangat ideal untuk menghasilkan perencanaan yang terstruktur serta terukur dengan hasil.
Pemerintah Daerah Bulungan menempatkan isu pemberdayaan masyarakat transmigrasi sebagai skala prioritas utama dalam kebijakan pembangunan regional. Sekda Risdianto secara tegas mengatakan bahwa pemerintah berkeinginan agar warga transmigrasi mampu mandiri secara ekonomi dan juga sosial. “Kita ingin masyarakat transmigrasi menjadi penggerak pembangunan di wilayahnya sendiri,” tegas Risdianto.
Beliau juga menekankan pentingnya masyarakat transmigrasi agar memiliki kemampuan untuk beradaptasi cepat dengan dinamika ekonomi daerah. Pendekatan ZOPP dinilai sangat tepat untuk menghasilkan perencanaan yang terstruktur, terukur, dan berbasis hasil yang nyata di lapangan. Metode ini membantu menyusun rencana konkret, mulai dari identifikasi masalah, penetapan tujuan, hingga indikator keberhasilan.
“Metode ZOPP membantu kita menyusun rencana yang konkret, mulai dari identifikasi masalah, penetapan tujuan, hingga penyusunan indikator keberhasilan dan rencana aksi yang bisa langsung diterapkan di lapangan,” ujarnya lebih lanjut. Hasil akhir dari ZOPP ini diharapkan melahirkan dokumen rencana teknis yang implementatif serta selaras dengan visi pembangunan daerah. Visi tersebut adalah ‘Bulungan Berdaulat dan Unggul Melalui Pembangunan Hijau yang Berkelanjutan’.
Pemda Bulungan berharap hasil dari ZOPP ini tidak hanya berhenti sebatas di meja perencanaan semata, tetapi mampu memberikan dampak. “Kita ingin hasilnya tidak berhenti di meja perencanaan, tapi bisa dijalankan dan memberi dampak nyata bagi masyarakat transmigrasi,” pungkas Sekda Risdianto dalam penutupannya. Implementasi rencana ini akan memperkuat kemandirian masyarakat serta meningkatkan peran aktif dalam pembangunan lokal.


 
													




