Reporter : Asta Z | Editor : Dewangga
TANJUNG SELOR – Penutupan Jembatan Bulu Perindu untuk pengerjaan oprit pada 28 Februari 2025, membuat penumpang di penyeberangan Tanjung Selor – Tanjung Palas meningkat pesat. Penutupan jembatan yang diperkirakan akan berlangsung hingga 19 Maret 2025, memberikan dampak besar pada sektor jasa penyeberangan.
Sugiyo (64), salah satu penambang perahu di Tambangan, mengungkapkan bahwa penutupan jembatan Bulu Perindu telah meningkatkan jumlah penumpang. “Alhamdulillah, sejak pagi ini jumlah penumpang yang menyeberang semakin ramai, kebanyakan mereka membawa motor,” ujar Sugiyo.
Menurut Sugiyo, pendapatannya juga ikut mengalami lonjakan. “Biasanya pendapatan kami sekitar Rp 200.000 – Rp 300.000 per hari. Namun, sejak penutupan jembatan, pendapatan kami bisa lebih dari Rp 300.000 setiap hari,” tambahnya.
Dengan peningkatan jumlah penumpang, para penambang merasa lebih optimis. Mereka berharap pendapatan ini akan terus bertahan selama pengerjaan jembatan. Hal ini memberikan keuntungan lebih bagi mereka yang biasanya tidak begitu ramai.
Dermaga Kayan 5 atau yang dikenal sebagai Tambangan sendiri beroperasi setiap hari dari pukul 07.00 hingga 24.00. Tarif penyeberangan untuk penumpang tanpa kendaraan adalah Rp 5.000, sedangkan bagi penumpang yang membawa kendaraan tarifnya Rp 10.000.
Sekitar 11 penambang perahu telah tersedia di Tambangan untuk memenuhi permintaan masyarakat yang semakin meningkat. Tambangan menjadi alternatif utama bagi warga yang biasa melintasi jembatan Bulu Perindu.
Masyarakat pun sangat bergantung pada jasa penyeberangan ini untuk melakukan perjalanan antar kota. Hal ini dinilai sebagai solusi utama bagi warga Tanjung Selor dan Tanjung Palas karena kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan.