NUNUKAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan memperkuat upaya mitigasi risiko di sektor pertanian. Terutama di wilayah perbatasan seperti Krayan yang dikenal sebagai penghasil beras Adan.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Nunukan, Sambiyo, mengatakan hingga kini belum ditemukan gangguan serius di area persawahan masyarakat.
Namun, langkah antisipatif terus digencarkan untuk mencegah potensi kerusakan akibat hama, penyakit tanaman, maupun perubahan iklim ekstrem.
Karena itu, pihaknya menekankan pentingnya pengawasan lapangan secara rutin. Dan para petugas diminta aktif memantau kondisi lahan, terutama pada fase tanam dan panen, agar indikasi gangguan bisa dideteksi sejak dini.
“Sejauh ini belum ada laporan adanya gangguan di lahan pertanian masyarakat Krayan. Tapi kami tidak ingin menunggu. Petugas sudah kami instruksikan untuk rutin melakukan pemantauan lapangan sebagai bagian dari mitigasi risiko,” ujar Sambiyo, Rabu (8/10).
Menurutnya, pengawasan dilakukan oleh Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) yang bertugas di sejumlah kecamatan.
Para POPT berperan penting dalam mengamati, mengidentifikasi, dan melaporkan berbagai indikasi serangan hama atau penyakit tanaman kepada dinas kabupaten.
Laporan tersebut menjadi dasar bagi DKPP untuk menentukan langkah cepat, baik melalui pengendalian teknis maupun dukungan sarana prasarana pertanian.
“Begitu ada gejala yang mencurigakan, laporan langsung dikirim ke kabupaten agar bisa ditindaklanjuti. Jika memungkinkan, petugas melakukan pengendalian langsung di lokasi. Namun bila sarana terbatas, kami dorong kerja sama dengan kelompok tani secara swadaya,” tutupnya.