NUNUKAN – Relawan Penerus Negeri Kaltara secara marathon berhasil melaksanakan program gerakan ‘Bantu Negeri’ di Nunukan. Program gerakan yang dilaksanakan selama dua hari itu sejak, Selasa (23/1/2024) dan Rabu (24/1/2024) ini adalah bentuk pemberdayaan masyarakat yang melibatkan penukaran sampah menjadi sembako, pelatihan kewirausahaan dan sosialisasi mencegah stunting mulai dari ibu hamil dan anak.
Program Bantu Negeri ini merupakan kegiatan nasional relawan Penerus Negeri yang dinisiasi oleh M Pradana Indraputra selaku Koordinator Pusat Penerus Negeri. Dalam program ini relawan Penerus Negeri tak hanya berkontribusi pada kebersihan lingkungan dengan mendorong penukaran sampah tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui pelatihan kewirausahaan serta meningkatkan potensi ekonomi lokal.
Koordinator Daerah Penerus Negeri Kaltara, Djio Silawane mengatakan, bahwa program ‘Bantu Negeri’ ini bertujuan untuk mengajak masyarakat menciptakan lingkungan bersih, ekonomi mandiri, dan penanggulangan stunting.
Tujuan ini muncul sebagai respons terhadap urgensi mencapai kehidupan yang sehat dan berkelanjutan dalam pembangunan masyarakat serta mewujudkan generasi emas 2045 mendatang.
“Pendekatan mengubah cara pandang masyarakat kita hari ini, kami melibatkan tiga unsur utama yakni, lingkungan yang bersih, ekonomi mandiri, dan penanggulangan stunting,” ujar Djio, Rabu (24/1/2024).
Djio membeberkan, menciptakan lingkungan yang bersih sebagai dasar kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Lingkungan yang bersih dari pencemaran, lanjut Djio akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Pencemaran udara, air, dan tanah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Kami melibatkan masyarakat dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan menjadi langkah kritis untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah penyakit,” ujarnya.
Selanjutnya, tidak hanya fokus pada penanggulangan sampah di lingkungan masyarakat. Penerus Negeri juga memiliki khusus terhadap penanggulangan stunting di Kaltara dan Nunukan pada khususnya. Stunting ini, menurut Djio menjadi sebuah masalah yang sering terkait dengan kurangnya gizi pada anak-anak. Sementara perlu adanya pendekatan gizi yang holistik, program yang mencakup penyuluhan mengenai pola makan sehat. Selain itu akses terhadap makanan bergizi dan pemahaman tentang pentingnya nutrisi pada masa pertumbuhan.
“Dengan mengintegrasikan ketiga unsur ini kami mencoba memberikan dampak positif dan berkelanjutan pada kesehatan masyarakat, keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi lokal, menciptakan dasar untuk masyarakat yang lebih kuat dan berdaya,” harapnya.
Djio menambahkan aspek terakhir pada program ini juga menekankan pentingnya ekonomi mandiri dalam mendukung masyarakat yang memiliki akses terbatas terhadap sumber daya ekonomi.
“Pelatihan keterampilan, pemberdayaan perempuan dan pendirian usaha kecil menjadi bagian integral dari kegiatan berbagi yang bertujuan membantu masyarakat menjadi lebih mandiri secara ekonomi,” pungkasnya.