Reporter : Asta Z | Editor : Dewangga
TANJUNG SELOR – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bulungan menggelar pertemuan dengan tokoh serta organisasi kemasyarakatan (ormas) di wilayah tersebut. Acara yang berlangsung Kamis (30/1) ini turut melibatkan Kodim 0903/Bulungan dan Binda Kaltara. Pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan toleransi beragama dan menjaga kondusifitas wilayah Bulungan.
Kepala Badan Kesbangpol Bulungan, Dharmawan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penting bagi semua pihak untuk menjaga kondisi yang aman. Menurutnya, keselarasan antar umat beragama dan ormas sangat diperlukan untuk menjaga keharmonisan masyarakat.
“Bersama ormas dan tokoh adat, kita perlu terus berkolaborasi dalam menjaga kondusifitas wilayah,” kata Dharmawan. Ia menekankan bahwa perpecahan harus dihindari agar tidak merusak kedamaian di Bulungan.
Pemda Bulungan, lanjut Dharmawan, kini tengah fokus pada penataan kawasan Tanjung Selor. Pemerintah daerah berharap adanya komitmen bersama antara ormas untuk menjaga keamanan dan kerukunan masyarakat.
Kasdim 0903/Bulungan, Letkol Inf May Artantyo, menambahkan bahwa toleransi antar umat beragama sangat diperlukan untuk mencegah potensi konflik. “Kami selalu berusaha menjaga keharmonisan antar umat beragama,” ujarnya.
Menurut Artantyo, penting untuk melibatkan masyarakat dalam menjaga kedamaian, terutama mengingat maraknya investasi yang masuk ke Bulungan. Hal ini dapat menimbulkan potensi konflik lahan antara warga dan perusahaan.
Ervan Rusnandar, Kabag Operasional Binda Kaltara, mengungkapkan bahwa konflik antar perusahaan dan masyarakat sering terjadi di Bulungan. Ia mengatakan, jika tidak diawasi dengan baik, potensi konflik ini bisa meningkat.
“Sinergi antara pemerintah, ormas, dan masyarakat diperlukan untuk mengedukasi dan menangani potensi konflik,” ungkap Ervan dalam acara tersebut. Ia juga menambahkan bahwa, meskipun ada potensi konflik, situasi di Bulungan hingga awal tahun 2025 tetap aman.
Sementara itu, Enock Merang, Kepala Persekutuan Lembaga Adat Dayak Kalimantan Utara, mengingatkan bahwa potensi konflik dapat muncul akibat sengketa lahan antara masyarakat dan perusahaan. “Konflik bisa tercipta jika pertentangan ini tidak segera diselesaikan,” katanya.
Dharmawan menyadari bahwa masalah konflik lahan antara perusahaan dan masyarakat menjadi salah satu tantangan besar di Bulungan. Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh pihak untuk bersatu dalam menangani permasalahan ini.
Dialog dalam pertemuan tersebut berlangsung selama tiga jam dan mencakup berbagai isu penting. Dharmawan berharap dengan adanya pertemuan ini, potensi konflik di Bulungan bisa dicegah dan masyarakat tetap hidup dalam suasana damai.
Pada akhir acara, semua peserta sepakat untuk bekerja sama dalam menjaga kedamaian dan mencegah terjadinya konflik. Pemerintah daerah, TNI, Polri, ormas, dan masyarakat berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif di Bulungan.