JAKARTA – Konflik internal dalam tubuh PT Garuda Indonesia kembali menjadi sorotan publik secara luas. Asosiasi Pilot Garuda atau APG kini menyuarakan kekhawatiran mendalam mengenai kondisi manajemen perusahaan.
Mereka merasa bahwa tata kelola perusahaan tidak sesuai dengan prinsip profesionalisme yang baik. APG mendesak Presiden Prabowo Subianto segera mengevaluasi manajemen Garuda secara menyeluruh.
Masalah utama yang disoroti oleh APG adalah penunjukan Wamildan Tsani Panjaitan. Beliau kini menjabat Direktur Utama Garuda Indonesia setelah sebelumnya ada di Lion Air Group. Penunjukan ini memicu potensi konflik kepentingan yang nyata. Ada kekhawatiran kuat bahwa Garuda akan mengalami “lionisasi” yang sistematis.
“Penunjukan sosok dari kompetitor tanpa rekam jejak signifikan ini patut dipertanyakan,” kata seorang sumber internal maskapai Garuda Indonesia. “Ini bukan hanya soal individu, tapi tentang bagaimana agenda oligarki merusak sistem perusahaan negara.”
Kekhawatiran tersebut semakin menguat ketika Wamildan Tsani Panjaitan membawa beberapa individu dari Lion Group. Mereka menempati posisi strategis di Garuda Group. Dokumen yang beredar menunjukkan nama Darsito sebagai Direktur Utama Citilink, serta Bobi menjadi Direktur GMF AeroAsia.
Penempatan figur yang diduga memiliki relasi pribadi dengan Wamildan, seperti Evlin dan Vica, memicu kecurigaan nepotisme. Beberapa nama yang diangkat diketahui pernah terlibat skandal sebelumnya. Hal ini semakin menambah kekhawatiran banyak pihak internal.
Pihak internal Garuda Indonesia juga menyoroti pola kerja salah satu calon pejabat, Heri. Ia dikabarkan akan mengisi posisi Direktur Operasi perusahaan ini. Heri diketahui sering berpindah antara Garuda dan juga Lion Air. Ini tergantung pada kondisi keuangan kedua maskapai tersebut.
“Kami meminta Presiden Prabowo dan Menteri BUMN Erick Thohir meninjau ulang kepemimpinan Garuda,” ujar sumber internal tersebut. “Tindakan tegas harus dilakukan untuk menghentikan praktik tidak sehat ini demi keberlangsungan maskapai kebanggaan kita.”
Praktik semacam ini dinilai mencerminkan sikap oportunistik yang tidak sejalan. Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip AKHLAK. Prinsip tersebut selalu digaungkan oleh Kementerian BUMN untuk diterapkan.
Jika tidak ada tindakan cepat dan tegas dari pemerintah, kepercayaan publik bisa menurun. Kinerja Garuda yang baru pulih pascapandemi dikhawatirkan akan kembali terpuruk. Hal ini tentu akan sangat merugikan nama baik Garuda.