Acara Car Free Day (CFD) di Tebu Kayan minggu pagi (3/11) semakin meriah dengan dihadirkannya berbagai penampilan kesenian dari Sanggar Seni Ngempada.
Pameran seni ini diisi oleh anak-anak dari SMP N 3 Tanjung Selor, yang berkolaborasi untuk menampilkan berbagai kesenian khas daerah. Berbagai pertunjukan menarik, seperti tarian tradisional dan pameran lukisan kontemporer, sukses menarik perhatian pengunjung.
“Ini adalah bentuk kebersamaan dan kreativitas anak-anak kami,” ungkap Jamaludin, pengurus Seni Lukis Sanggar Seni Ngempada. Mereka telah terbiasa mengikuti lomba-lomba seni, menunjukkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki. Hal ini juga menjadi wadah bagi mereka untuk mengasah kemampuan seni yang telah mereka pelajari.
Kegiatan ini melibatkan penari Dayak yang menunjukkan keindahan tarian tradisional, serta pameran lukisan yang memukau. Semua karya seni yang dipamerkan merupakan hasil binaan SMP N 3 Tanjung Selor dan melibatkan seniman muda dari berbagai suku, seperti Bulungan, Dayak dan Tidung. Penampilan ini menunjukkan kekayaan budaya yang ada di wilayah tersebut.
Setiap penari menampilkan gerakan yang indah, mencerminkan keanekaragaman budaya di Kalimantan Utara. Dengan jumlah anggota sekitar 50 orang, latihan dilakukan setiap Sabtu sore mulai dari latihan tarian hingga seni rupa berupa lukisan. Peserta sanggar seni Ngempada terdiri dari berbagai daerah mulai dari Tanjung Selor, Tanjung Palas, hingga Salebatu,
Dukungan dari pemerintah juga sangat berharga. Mereka telah memberikan fasilitas ruang latihan yang sangat membantu perkembangan seni di kalangan anak muda. “Kami berharap dapat memiliki galeri seni sendiri untuk memamerkan karya-karya anak-anak,” Ungkap Jamaluddin kepada tim media
Dalam rangkaian acara, sekitar 25 penari tampil dalam berbagai tarian yang berbeda, dengan penari Timur menjadi sorotan utama. Beberapa lukisan yang dipamerkan juga sudah berhasil meraih prestasi, seperti juara 1 di tingkat Kabupaten dan juara 3 provinsi. Prestasi ini tidak hanya membanggakan, tetapi juga memotivasi anak-anak untuk terus berkarya.
Sanggar Seni Ngempada bukan hanya tempat belajar seni, tetapi juga pusat pertemuan bagi komunitas seni lokal. Pengurus membuka pintu bagi siapa saja yang ingin belajar, tanpa memungut biaya. “Kami ingin semua orang bisa merasakan keindahan seni,” tambah Jamaluddin
Dengan semangat kebersamaan, Sanggar Seni Ngempada berkomitmen untuk terus melestarikan budaya dan mengembangkan potensi seni di kalangan generasi muda. Acara CFD kali ini membuktikan bahwa seni bisa menjadi jembatan penghubung antar suku dan menciptakan kesatuan dalam keberagaman. (Asta)