NUNUKAN – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nunukan, Hamsing meminta program Makanan Bergizi (MBG) di Kecamatan Sebatik Tengah dihentikan sementara. Permintaan itu dilakukan usia 58 siswa diduga menjadi korban keracunan MBG.
“Ini persoalan serius. Jadi jangan hanya berhenti di evaluasi. Harus dilakukan investigasi secara menyeluruh yang melibatkan pemerintah, bahkan aparat kepolisian bila perlu. Karena, anak-anak tidak boleh dijadikan korban kelalaian. Ibvestigasi menyeluruh dilakukan, tidak hanya sebatas evaluasi administrasi,” ucap Hamsing, Rabu (1/10/2025).
Anggota DPRD Nunukan dapil Sebatik ini menegaskan evaluasi secara menyeluruh harus dilakukan sebelum program ini kembali dijalankan. Sebab, peristiwa keracunan ini terjadi hanya dua hari setelah dapur MBG Sebatik Tengah beroperasi.
Karena, berdasarkan keterangan orang tua siswa yang ia temui, menu yang dikonsumsi terdiri dari tahu goreng, telur berbumbu, capcai dan buah semangka.
“Saya tanyakan langsung ke orang tua siswa. Mereka bilang anak-anak makan tahu, telur, sayur capcai, dan semangka. Bahkan ada balita ikut sakit karena memakan sisa semangka dari kakaknya. Ini artinya seluruh lauk dan buah yang disajikan kemungkinan sudah terkontaminasi,” katanya.
Kemudian, DPRD sebelumnya sudah meninjau dapur MBG di Kecamatan Sebatik Utara dan Sebatik Timur. Hasilnya, dapur itu dinilai aman dan layak. Dan telah beroperasi hampir tiga bulan tanpa masalah.
Sementara, berbeda dengan MBG di Sebatik Tengah yang baru dua hari beroperasi. “Baru dua hari berjalan langsung muncul musibah. Kami di DPR belum pernah mengunjungi dapurnya. Tidak ada konfirmasi resmi ke dewan. Jadi kami sama sekali tidak tahu bagaimana kondisi dapurnya,” ungkapnya.
Belum lagi, dapur MBG Sebatik Tengah belum memenuhi seluruh rekomendasi teknis dari Dinas Kesehatan. Itu terungkap saat ia bersama Bupati Nunukan dan rombongan melihat siswa yang sedang di rawat di Rumah Sakit Pratama Sebatik.
“Ternyata dari Dinas Kesehatan ada beberapa rekomendasi yang harus dipenuhi. Tapi pihak MBG langsung beroperasi tanpa melengkapinya. Ini sangat disesalkan. Karena syarat dasar saja belum terpenuhi, tapi mereka sudah melayani makanan untuk siswa,” tutupnya.


 
											




