Reporter : Asta Z | Editor : Dewangga
Tanjung Selor – Komisi Pemilihan Umum Kalimantan Utara menggelar rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat provinsi yang menunjukkan hasil bahwa pasangan nomor urut 2, Zainal A Paliwang – Ingkong Ala unggul.
Dalam Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Tingkat Provinsi yang di gelar di Hotel Pangeran Khar, Tanjung Selor pada Minggu Malam (08/12). Pasangan calon Zainal A Paliwang – Ingkong Ala unggul di seluruh kabupaten/kota di Prov. Kaltara dengan total memperoleh 194.021 suara.
Di urutan kedua pasangan calon Yansen-Suratno memperoleh suara sebanyak 97.224 suara. Kemudian, diurutan terakhir terdapat pasangan calon Sulaiman – Adri Paton yang memperoleh 40.228 suara.
Komisi Pemilihan Umum Kaltara mendata pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara 2024 jumlah pemilih sebanyak 352.940 suara. Sebanyak 331.493 suara sah dan 21.447 suara tidak sah se-Provinsi Kalimantan Utara.
Adapun rincian perolehan suara ketiga Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara 4 Kabupaten 1 Kota di Provinsi Kalimantan Utara sebagai berikut:
1. Kab. Bulungan
Sulton : 8.363
Ziap : 47.260
Yess : 16.856
2. Kabupaten Tana Tidung
Sulton : 1.441
Ziap : 9.394
Yess : 5.606
3. Kab. Nunukan
Sulton : 10.912
Ziap : 61.781
Yess : 32.237
4. Kab. Malinau
Sulton : 1.018
Ziap : 20.295
Yess : 20.601
5. Kota Tarakan
Sulton : 18.494
Ziap : 55.291
Yess : 21.944
Ketua KPU Kalimantan Utara, Hariyadi Hamid dalam wawancara setelah proses rekapitulasi hasil Pilkada, menyatakan bahwa semua berjalan lancar. “Alhamdulillah, setelah proses rekapitulasi dilakukan secara berjenjang, malam ini kami menyelesaikan penghitungan suara untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur,” ujarnya. Proses tersebut dimulai pada 8 Desember dan berakhir sekitar pukul 1 pagi, dengan catatan-catatan khusus yang nantinya menjadi lampiran dalam proses rekapitulasi.
Terkait tingkat partisipasi pemilih, Ketua KPU mengungkapkan bahwa partisipasi di Kaltara mencapai 68,05%. “Tentu ada penurunan signifikan dibandingkan Pilkada 2020 yang mencapai 74%. Penurunan ini sekitar 6%,” jelasnya. Menurutnya, faktor pemilu yang dilaksanakan bersamaan dengan pilkada bisa menjadi salah satu penyebab penurunan tersebut, membuat masyarakat merasa jenuh dan kurang antusias.
Proses rekapitulasi ini tidak hanya berjalan lancar, tetapi juga menjadi bahan evaluasi. Ketua KPU berencana untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi pemilih. “Kami akan melakukan evaluasi terkait pelaksanaan Pilkada ini dan mencari tahu faktor penyebabnya,” katanya. Evaluasi tersebut diharapkan dapat menjadi dasar untuk perbaikan dalam Pilkada mendatang.
Pihak KPU juga menilai pentingnya kreatifitas program dalam meningkatkan partisipasi. “Kreatifitas program yang kami lakukan perlu dievaluasi, apakah efektif atau tidak,” tambahnya. Ia berharap hasil evaluasi ini dapat dijadikan acuan dalam perbaikan penyelenggaraan pilkada di masa depan.