Reporter : Asta Z | Editor : Dewangga
TANJUNG SELOR – Produksi ayam potong lokal di Kabupaten Bulungan belum mampu memenuhi permintaan harian masyarakat secara konsisten sepanjang tahun berjalan.
Akibatnya, pasokan dari luar daerah masih menjadi sumber utama untuk mencukupi kebutuhan konsumsi daging unggas masyarakat Bulungan.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Disperta Bulungan, Martijie Johanna Loe menjelaskan bahwa pengembangan peternakan ayam lokal masih tergolong baru. Ia menyebut pengembangan tersebut mulai digenjot sejak dua tahun terakhir, seiring masuknya pihak swasta melalui skema kemitraan.
Martijie Johanna Loe mengatakan kemitraan dengan Japfa Comfeed Indonesia telah memberikan peluang bagi peternak lokal dalam meningkatkan produktivitas.
“Baru empat peternak yang aktif bermitra, dan kami harap jumlah itu bisa terus bertambah tahun ini,” ujarnya, Selasa (3/6).
Selain ayam potong, beberapa peternak juga mulai mencoba budidaya ayam kampung untuk menambah keberagaman produk unggas lokal di pasar. Namun demikian, proses pengembangan ini tetap menemui sejumlah hambatan yang belum bisa sepenuhnya diselesaikan oleh peternak.
“Harga pakan yang mahal menjadi salah satu tantangan berat yang menyebabkan banyak peternak berhenti di tengah jalan,” lanjut Martijie. Menurutnya, dukungan dari perusahaan mitra belum maksimal, terutama dalam penyediaan infrastruktur kandang yang layak bagi peternak lokal.
Saat ini, produksi ayam potong di Bulungan tercatat sebanyak 2.788 ton per tahun dengan kontribusi dari luar daerah.
Rata-rata kebutuhan harian masyarakat mencapai 8.000 ekor ayam, menunjukkan ketimpangan besar antara produksi dan konsumsi lokal.
Banyak peternak pemula mengalami kendala permodalan karena fasilitas peternakan belum tersedia secara menyeluruh dari pihak mitra usaha.
Kondisi ini menyebabkan potensi swasembada ayam potong sulit dicapai tanpa dukungan menyeluruh dari berbagai sektor terkait.
Pemkab Bulungan berharap agar program kemitraan dapat terus diperluas untuk meningkatkan kapasitas produksi para peternak lokal secara mandiri.
Mereka menargetkan agar dalam beberapa tahun mendatang ketergantungan terhadap suplai luar bisa dikurangi secara signifikan.
“Kami punya harapan besar untuk mencapai swasembada, tapi tentu perlu proses dan kolaborasi dari semua pihak,” tutup Martijie. Dengan penguatan kemitraan dan dukungan fasilitas, Bulungan diyakini bisa memperkuat ketahanan pangan berbasis unggas di masa depan.